09.21
DPMFEBUB
2 comments
Sejauh
ini apakah kita sudah paham betul dengan Ekonomi Pancasila yang disuarakan oleh
para pendahulu kita dalam mengambil arah kebijakan ekonomi bangsa kita ini? Atau
kita sudah terlalu bosan hingga kita enggan untuk memaknai kembali ekonomi pancasila
itu seperti apa wujud konkretnya?
Kita kuliah diajari dengan pemikiran
– pemikiran tokoh ekonom barat. Dari klasik adam smith, keynes, friedman, karl
marx, dan tokoh – tokoh lain. Sebenarnya bila ditelaah lebih jauh para tokoh
ekonom tersebut tidak salah juga dalam mengungkapkan gagasan – gagasan
pemikiran hingga dipakai teorinya sampai berjalan menjadi sebuah sistem. Karena
para tokoh tersebut mengambil sebuah tindakan berdasarkan fakta, data, perilaku
hingga mampu menjelaskan fenomena apa yang sedang terjadi dan mampu memberikan
gambaran dampak dan prosesnya terjadi pada waktu itu.
Jika berbicara tentang Ekonomi pada
dasarnya tidak hanya mengatakan maksimal profit, dan minimum cost. Terdapat cakupan
yang lebih penting dan substantif yang kadang terlewatkan yakni bagaimana
ekonomi memfasilitasi orang bisa berhasil, mengenai apa yang membuat kita
merasa bahagia atau puas, mengenai bagaimana kemanusiaan telah berhasil selama
beberapa generasi untuk menjadi lebih sehat dan sejahtera daripada sebelumnya. Nah
inilah bisa jadi yang dicita – citakan oleh para pendahulu kita sehingga
merumuskan sebuah konsep kebijakan yang bernama Ekonomi Pancasila. Namun seiring
dengan berjalannya waktu seolah – olah proses ekonomi berjalan tanpa tradisi
budaya dan sosial, tanpa sejarah.
Masih ingat dengan Pasal 33 Undang –
Undang Dasar (UUD) 1945? Sejak jauh – jauh hari mengamanatkan penyelenggaraan
sebuah perekonomian yang demokratik di indonesia. sebagaimana dikemukakan oleh
penjelasan pasal itu (sebelum amandemen), “Dalam pasal 33 tercantum dasar
demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua, di bawah pimpinan
atau penilikan anggota – anggota masyarakat.” Ya, kurang lebih seperti itu.
Faktanya ketidakberpihakan
kebanyakan para pejabat, serta para ekonom negeri ini terhadap amanat
konstitusi, sepertinya menjadi sebuah penyebab utama keengganan dan kegagalan
mereka dalam kebijakan – kebijakn ekonomi yang diambil. Kebijakan ikat
pinggang, privatisasi BUMN, dan liberalisasi, adalah contoh – contoh dari
gagalnya pengambilan kebijakan ekonomi yang demokratik. Sebagai misal
memaksakan pencabutan subsidi BBM di tengah – tengah situasi krisis yang
ditandai oleh banyaknya pengangguran dan kemiskinan dapat merusak tatanan
sosial dan menyebabkan kerusuhan.
Pelaksanaan privatisasi BUMN di
tengah lingkungan pemerintah yang korup sungguh jauh dari kata efisiensi
perekonomian nasional. Diramaikan dengan kasus Dahlan iskan dengan beberapa
oknum DPR sekarang ini menjadi pertanyaan besar? Kemanakah larinya penjualan
sebuah perusahaan tersebut.
Sebagai negara yang menjadi pasien
IMF selama lebih dari lima tahun, negara kita tentu tidak dapat mengelak dati
tekanan IMF. Keputuan pemerintah untuk menekan defisit anggaran, menghapus
subsidi, memprivatisasi BUMN, dan melakukan liberalisasi. Bahkan, lembaga
internasional yang katanya sebagai badan stabilitas ekonomi dunia ini berhasil
memaksakan kehendak kebijakan “Konsensus Washington” maklum namanya juga AS
sebagai Penyumbang modal terbesar IMF memiliki hak suara 18%. Bahkan IMF juga
menekan pemerintah untuk mengaudit yayasan – yayasan Tentara Nasional Indonesia
(TNI), membatalkan sejumlah peraturan daerah, dan “mendidik” anggota DPR untuk
mendukung privatisasi.
Oh man,,bahkan dampaknya kita diperalat
oleh Asing dalam mengambil sebuah kebijakan? sebuah pertanyaan besar dan tugas
bersama kita sebagai generasi penerus wajib tahu dan berbuat untuk
menyelamatkan generasi – generasi selanjutnya dengan cara – cara yang
intelektual pastinya.
by @HimawanRamdhan
Posted in: Crisis Centre
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Facebook
2 komentar:
ekonomi Pancasila sejatinya sejalan dengan ekonomi Islam
What is the minimum deposit at a casino?
If you want to take 경기도 출장안마 the low down 거제 출장샵 on a minimum deposit 경기도 출장샵 of $10 then we have you covered, because 계룡 출장마사지 you'll need to go to the casinos where you'll have to deposit 동해 출장마사지
Posting Komentar