• Jumat, 12 Juli 2013

      Silaturahim ke DPM FIA



      Kunjungan DPM FEB UB ke DPM FIA UB Periode 2013/2014 dilakukan pada Bulan Mei tanggal 31 Berlangsung secara lancar.
      Diskusi pun langsung dibuka dengan Perkenalan, Share struktur organisasi, Program kerja, dan Tanya jawab. 
      DPM FEB yang turun dengan skuad tambahan Anggota Komisi / Staf Ahli tidak kalah antusias dalam Menimba Ilmu dengan teman - teman DPM FIA.
      Struktur Organisasi memiliki fungsi yang hampir sama ada Komisi Advokasi, UU, dan Humas. Program Kerja pun beragam dimana prioritas ada Proker jangka pendek dan jangka panjang.. Hampir sama dimana ada inventaris DPM, Lembar Aspirasi, Advokasi Debat terbuka, Pengawasan Bem, dan Mading.
      Oia yang Menjadi Catatan khusus waktu Memasuki sesi tanya jawab adalah dalam Mengawal Demokrasi ini ada Spanduk di halaman Fakultas yang berisi Tanda tangan semacam deklarasi Tanggung jawab apabila BEM serta DPM FIA gagal Menjalankan fungsinya siap untuk Mundur yang ditanda tangani oleh seluruh Warga Mahasiswa FIA UB  Hehe, kreatif juga. . . 
      Harapan ke depan semoga Acara ini tidak Berhenti sampai disini dan menjadi Awal mewujudkan DPM FEB yang Aspiratif, Solutif, dan Kritis tentunya, :) 
      Wassalam.

      BBM (Balak - balek Mundak)


      Pemerintah Indonesia sudah kehabisan akal dan mengalami kebuntuan untuk menyelesaikan masalah Bahan Bakar Minyak (BBM) sehingga memutuskan untuk menaikkan harga dan mengurangi subidi. Walaupun kenaikkan harga BBM mendapatkan penolakan dari berbagai pihak, sayangnya keputusan ini disetujui oleh wakil rakyat melalui mekanime voting. 

      Kenaikan harga ini pasti secara langsung akan meningkatkan beban rakyat Indonesia semakin berat. Saatnya rakyat perlu bertanya peran wakil rakyat yang terhormat terhadap kepentingan rakyatnya.

      Perlu diketahui permasalahan BBM ini sebenarnya sudah dari bertahun-tahun diangkat, sayangnya langkah konkret penyelesaian masalahnya selalu menggunakan alternative terakhir, yaitu mengurangi subsidi dan menaikkan harga. Alasan klasik juga selalu disampaikan bahwa harga BBM di pasar internasional meningkat, beban negara (APBN) begitu besar dan harga BBM di Indonesia terlalu murah.  Untuk mengatasi harga BBM di pasar Internasional, Indonesia bisa meninjau ulang semua kerjasama pertambangan energy dengan pihak ke III (negara asing) yang ada di Indonesia.

      Subscribe To RSS

      Sign up to receive latest news